Rabu, 31 Juli 2013

sifat asam dan basa senyawa organik



LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK
PERCOBAAN 1
SIFAT ASAM DAN BASA SENYAWA ORGANIK














Disusun :
Nama   : Ai Rudiyat
NIM     : 31111004
Kelas    : Farmasi 2A




SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BAKTI TUNAS HUSADA
A. Judul                     
Sifat Asam dan Basa Senyawa Organik
B. Tujuan                   
1. Mengenal dan memahami sifat-sifat asam dan basa senyawa organic.
2. Mengenal perbedaan tingkat keasaman antara senyawa alifatis dan aromatis.
C. Dasar Teori                      
            Asam merupakan zat yang memiliki sifat-sifat yang spesifik, misalnya memiliki rasa asam, dapat merusak permukaan logam juga lantai marmer atau sering disebut dengan korosif. Asam juga dapat bereaksi dengan logam dan menghasilkan gas hydrogen, sebagai indicator sederhana terhadap senyawa asam, dapat dipergunakan kertas lakmus, dimana asam dapat mengubah kertas lakmus biru menjadi merah.Secara kimia, kita dapat mendefinisikan asam sebagai senyawa yang menghasilkan ion hidrogen ketika larut dalam pelarut (biasanya air) dengan pH kurang dari 7. Senyawa asam banyak kita temukan dalam kehidupan sehari – hari, seperti pada makanan dan minuman. Selain itu, senyawa asam dapat pula kita temukan di dalam lambung. Di dalam lambung terdapat asam klorida yang berfungsi membunuh kuman. Dalam definisi modern, asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam. Contoh asam adalahasam asetat (ditemukan dalam cuka) dan asam sulfat (digunakan dalam baterai atau aki mobil). Asam umumnya berasa masam; walaupun demikian, mencicipi rasa asam, terutama asam pekat, dapat berbahaya dan tidak dianjurkan.
            Menurut Brønsted-Lowry asam adalah pemberi proton kepada basa. Asam dan basa bersangkutan disebut sebagai pasangan asam-basa konjugat.Brønsted dan Lowry secara terpisah mengemukakan definisi ini, yang mencakup zat-zat yang tak larut dalam air (tidak seperti pada definisi Arrhenius).
            Menurut Arrhenius asam adalah suatu zat yang meningkatkan konsentrasi ion hidronium (H3O+) ketika dilarutkan dalam air. Definisi yang pertama kali dikemukakan oleh Svante Arrhenius ini membatasi asam dan basa untuk zat-zat yang dapat larut dalam air.

Secara umum, asam memiliki sifat sebagai berikut:
·         Rasa: masam ketika dilarutkan dalam air.
·         Sentuhan: asam terasa menyengat bila disentuh, terutama bila asamnya asam kuat.
·         Kereaktifan: asam bereaksi hebat dengan kebanyakan logam, yaitu korosif terhadap logam.
·         Hantaran listrik: asam, walaupun tidak selalu ionik, merupakan elektrolit.
Basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hydronium ketika dilarutkan dalam air.Basa adalah lawan (dual) dari asam, yaitu ditujukan untuk unsur/senyawa kimia yang memiliki pH lebih dari 7. Kostik merupakan istilah yang digunakan untuk basa kuat. jadi kita menggunakan nama kostik soda untuk natrium hidroksida (NaOH) dan kostik postas untuk kalium hidroksida (KOH). Basa dapat dibagi menjadi basa kuat dan basa lemah. Kekuatan basa sangat tergantung pada kemampuan basa tersebut melepaskan ion OH dalam larutan dan konsentrasi larutan basa tersebut. Basa ini dapat merubah lakmus merah menjadi warna biru.
Secara umum, basa memiliki sifat sebagai berikut :
·         Kaustik
·         Rasanya pahit
·         Licin seperti sabun
·         Nilai pH lebih dari sabun
·         Mengubah warna lakmus merah menjadi biru
·         Dapat menghantarkan arus listrik
Apabila kita memiliki beberapa zat dan kita tidak mengetahui zat tersebut termasuk asam atau basa, maka bagaimanakah cara kita mengetahui sifat keasaman atau kebasaan zat tersebut? Kita tidak selalu dapat menggunakan indra kita untuk memastikan dengan aman suatu zat termasuk asam atau basa. Ingat, beberapa asam dan bas sangat berbahaya. Skala pH (power of hydrogen) berkisar dari 10 sampai 14. Nilai 7 menunjukkan suatu zat bersifat netral (tidak asam-tidak basa). Suatu asam memiliki nilai pH yang lebih kecil dari 7. Semakin nilai pH mendekati angka 0, maka tingkat keasamannya semakin kuat, sedangkan jika nilai pH suatu zat mendekati 7, maka tingkat keasamannya semakin lemah (berkurang). Senyawa basa memiliki nilai pH yang lebih besar dari 7. Semakin nilai pH mendekati nilai 14, tingkat kebasaannya semakin kuat.
D. Alat dan Bahan    
            1. Alat             : a. Pipet tetes
                                      b. pH paper universal
                                      c. Lakmus merah dan biru
                                      d. Plat tetes
            2. Bahan         : a. Asam Asetat
                                      b. NaOH
                                      c. Asam Benzoat
                                      d. Phenol
                                      e. Formaldehid
                                      f. Etil Asetat
                                      g. Aseton
                                      h. Eter
                                      i. Salislat
                                      j. Toluen
                                      k. Piridin
                                      l. Anilin
E. Prosedur                
1. Ambil sejumlah pH paper universal dan lakmus sesuai dengan jumlah bahan 
    yang diperlukan.
2. Tetesi masing-masing dengan lakmus.
3. Periksa dan cata hasilnya.
4. Ulangi sekali lagi.
F. Hasil Pengamatan 
           
No
Bahan / Zat
Lakmus Biru
Lakmus Merah
pH Meter
Keterangan
1
Asam Asetat
Merah
Merah
5
Asam
2
NaOH
Biru
Biru
14
Basa
3
Asam Benzoat
Merah
Merah
4
Asam
4
Phenol
Biru
Merah
5
Asam
5
Formaldehid
Merah
Merah
5
Asam
6
Etil Asetat
Biru
Biru
4
Asam
7
Aseton
Biru
Merah
6
Asam
8
Eter
Merah
Merah
5
Asam
9
Salisilat
Merah
Merah
2
Asam
10
Toluen
Merah
Merah
6
Asam
11
Piridin
Biru
Merah
6
Asam
12
Anilin
Biru
Biru
8
Basa

G. Pembahasan         
            Dari percobaan praktikum kali  ini, didapat hasil senyawa asam dan basa. Penggunaan pH meter adalah untuk mengukur ketelitian nilai pH terkecil. Sedangkan pH paper universal penggunaannya hanya dengan menyamakan warna pada kertas lakmus merah dan biru dengan warna pada pH paper universal sehingga diketahui pH bahan sesuai standar yang telah ada.
            Masing-masing zat dimasukkan ke dalam plat tetes kemudian dari tiap lubang yang berisi zat dimasukkan dua buah kertas lakmus (merah dan biru), setelah dicelupkan kedua lakmus tersebut lalu diamati perubahan warna yang terjadi, cara ini untuk membedakan apakah zat itu asam atau basa. Cara yang kedua dengan mencelupkan pH paper universal ke dalam masing-masing zat, dengan cara ini didapat berapa besarnya pH dari zat itu.
            Nilai pH untuk larutan Asam Asetat, Asam Benzoat, Formaldehid, Etil Asetat, Aseton, Eter, Salisilat, Toluen, dan piridin adalah kurang dari 7, berarti sifat larutan itu adalah asam. Dan untuk NaOH dan anilin bersifat basa karena pH nya lebih dari 7 yaitu 14. Dan 8

H. kesimpulan              
            Dalam mengukur PH dapat menggunakan dua alat yaitu dengan PH universal dan PH meter, untuk hasil pengukuran PH lebih teliti dari pada menggunakan PH meter universal.
            Untuk hasil yang di peroleh adalah yang bersifat asam yaitu Asam Asetat, Asam Benzoat, Formaldehid, Etil Asetat, Aseton, Eter, Salisilat, Toluen, Piridin sedangkan yang bersifat basa adalah NaOH dan Anilin.
I.                   Daftar Pustaka      

            http://id.wikipedia.org/wiki/Asam
                    Asam-dan-Basa.pdf
             senyawa-organik.html



Tidak ada komentar:

Posting Komentar