Rabu, 31 Juli 2013

identifikasi senyawa hidrokarbon dan senyawa organik jenuh tidak jenuh



LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK
PERCOBAAN 5
IDENTIFIKASI SENYAWA HIDROKARBON DAN SENYAWA ORGANIK JENUH DAN TIDAK JENUH





Disusun :
Nama      : Ai Rudiyat
NIM        : 31111004
Kelas      : Farmasi 2A




SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BAKTI TUNAS HUSADA
I. Tujuan
1. Mengetahui kelarutan dari senyawa hidrokarbon alifatis dan aromatis.
2. Mengamati dengan seksama perubahan reaksi yang terjadi.
II.  Dasar Teori
Hidrokarbon merupakan persenyawaan organic yang paling sederhana yang hanya terdiri dari atom karbon dan atom hidrogen. Meski secara biologis persenyawaan-persenyawaan hidrokarbon tidak penting, tetapi persenyawaan-persenyawaan biologis dapat dipandang sebagai turunan dari hidrokarbon (hidrokarbon dipandang sebagai persewaan induk). Keluarga Hidrokarbon dapat digambar dalam diagram yang dilukiskan pada gambar berikut :
    Hidrokarbon


 



           Hidrokarbon Alifatik                         HidrokarbonAromatik.

· Alkana   
· Alkena
· Alkuna
Semua persenyawaan hidrokarbon bersifat non pokar, sehingga ikatan antar molekulnya sangat lemah. Karena itu hidrokarbon yang berat molekulnya rendah berbentuk gas. Karena sifat non polar ini, hidrokarbon akan mudah larut dalam pelarut-pelarut berpolaritas rendah seperti karbon tetraclorida (CCl3), chloroform (CHCl3), benzena (C6H6) dan eter (R-O-R). Selain itu hidrokarbon mempunyai kerapatan yang lebih kecil dari air.
Dalam bidang kimia, hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri dari unsur karbon (C) dan hidrogen (H). Seluruh hidrokarbon memiliki rantai karbon dan atom-atom hidrogen yang berikatan dengan rantai tersebut. Istilah tersebut digunakan juga sebagai pengertian dari hidrokarbon alifatik.
Sebagai contoh, metana (gas rawa) adalah hidrokarbon dengan satu atom karbon dan empat atom hidrogen: CH4. Etana adalah hidrokarbon (lebih terperinci, sebuah alkana) yang terdiri dari dua atom karbon bersatu dengan sebuah ikatan tunggal, masing-masing mengikat tiga atom karbon: C2H6. Propana memiliki tiga atom C (C3H8) dan seterusnya (CnH2·n+2).
Senyawa ini merupakan senyawakarbon paling sederhana yang terdiri dari atom karbon(C)dan hidrogen(H).sampai saat ini terdapat lebih kurang 2 juta senyawa hidrokarbon.sifat senyawa-senyawa hidrokarbon ditentukan oleh struktur dan jenis ikatan koevalen antar atom karbon.oleh karena itu,untuk memudahkan mempelajari senyawa hidrokarbon yang begitu banyak,para ahli melakukan
1. berdasarkan bentuk rantai karbon,hidrokarbon digolongkan menjadi tiga,yakni:
A.hidrokarbon alifatik
- alkana
- alkena
- alkuna
B.hidrokarbon alisiklik
C.hidrokarbon aromatik
2. berdasarkan jenis ikatan antar atom
A.hidrokarbon jenuh
B.hidrokarbon tak jenuh
Berdasarkan ikatan yang terdapat pada rantai karbonnya, hidrokarbon dibedakan menjadi
1) Hidrokarbon jenuh, yaitu hidrokarbon yang pada rantai karbonnya semua berikatan tunggal. Hidrokarbon ini disebut juga sebagai alkana.
2) Hidrokarbon tak jenuh, hidrokarbon yang pada rantai karbonnya terdapat ikatan rangkap dua atau rangkap tiga.
Hidrokarbon yang mengandung ikatan rangkap dua disebut alkena dan hidrokarbon yang mengandung ikatan rangkap tiga disebut alkuna:
1) Alkana
Alkana merupakan hidrokarbon alifatik jenuh yaitu hidrokarbon dengan rantai terbuka dan semua ikatan karbon-karbonnya merupakan ikatan tunggal. Alkana juga disebut parafin yang berarti mempunyai daya ainitas kecil (sukar bereaksi).


2) Alkena
Alkena adalah senyawa hidrokarbon yang mempunyai satu ikatan rangkap dua ( C=C ) pada rantai karbonnya. Sehingga alkena yang paling sederhana mempunyai 2 atom C. Alkena disebuut juga olefin dari kata olefiant gas (gas yang membentuk minyak).
3) Alkuna
Alkuna adalah hidrokarbon alifatis tak jenuh yang mempunyai satu ikatan rangkap tiga (– C C –) pada rantai karbonnya. Dibandingkan dengan alkana dan alkena yang ssuai, alkuna mempunyai lebih jumlah atom (H) yang lebih sedikit.
III.  Alat dan Bahan
· Alat
Tabung reaksi
Erlenmeyer
Pipet tetes
Gelas ukur 25 ml
Gelas ukur 10 ml
· Bahan
a. Asam Nitrat (HNO3) pekat
b. Benzene (C6H6)
c. Etanol         
d. Aquadest
e. Kristal Iodium
f. Asam Sulfat (H2SO4) pekat
g. Parafin
h. Minyak Kelapa





IV.  Prosedur
a. Hidrokarbon Alifatis (Alkana)
1. Masukkan 1 ml asam sulfat pekat kedalam tabung reaksi
2. Tambahkan 1 ml alkana (paraffin cair)
3. Kocok hingga berubah warna dan amati
4. Ulangi percobaan sekali lagi
b. Hidrokarbon Alimatis (Benzena)
1. Sediakan 2 tabung reaksi dan masing-masing tabung diisi dengan 1 ml aquads
2. Tambahkan 1 ml etanol pada tia-tiap tabung kemudian tetesi dengan Benzena pada masing-masing tabunng sebanyak 1 ml secara perlahan lahan
3. Amati perubahan yang terjadi
4. Ulangi percobaan sekali lagi
c. Sifat Benzena sebagai Pelarut
1. Sediakan 6 tabung reaksi; Tiga tabung masing-masing diisi dengan 1 ml aquades dan tiga tabung yang lain yakni tabung 4,5,6 masing-masing diisi dengan 1ml benzene
2. Pada tabung 1,2 dan 3 yang brisi aquades tambahkan parafin pada tabunng 1, 1 ml minyak kelapa pada tabung 2 dan 1gr kristal iodium pada tabung 3 .
3. Ulangi perlakuan diatas terhadap tabung 4,5 dan 6 yang brisi benzena
4. Amati prubahan yang terjadi
5. Ulangi sekali lagi
d. Nutrisi Benzena
1. Sediakan 1 tabung reaksi kmudian isi denga 1 ml asam sulfat pekat
2. Kemudian tambahkan dengan 3 ml asam pekat Nitrat pekat secara perlahan-lahan. Lakukan prosedur ini pada ruang asam.
3. Tetesi dengan 1 ml benzena (amati prubahan yang terjadi )
4. Lalu tuangkan 25 ml aquades secara perlahan-lahan (lakukan di ruang asam ).     Selanjutnya amati perubahan yang terjadi.
5. Ulangi sekali lagi.



V. Data Hasil Pengamatan.
Setelah melaksanakan percobaan diperoleh data sebangai berikut :

Sampel
Penambahan Pereaksi
Pengamatan
1. Hidrrokarbon Alifatis
Paraffin Cair
1 ml H2SO4 + 1 ml Parafin cair
Paraffin tidak larut dalam H2SO4 , membentuk 2 lapisan pada larutan tersebut dengan lapisan Paraffin di atas dan H2SO4 dibawah serta berwarna kekuningan.
2. Hidrokarbon Alimatis (Benzene)
Benzene



1 ml Aquadest + 1 ml Etanol + 1 ml Benzene ke dalam tabung dengan perlahan.
Terdapat 2 lapisan, Benzena yang tidak larut, dan air larut dalam etanol
3. Sifat Benzena sebagai pelarut
· Aquadest
· Benzene
· Tabung 1 : 1 ml Aquadest + 1 ml Paraffin
· Tabung 2 : 1 ml Aquadest + 1 ml minyak kelapa
· Tabung 3 : 1 ml Aquadest + 1 gram Kristal Iodium.
· Tabung 4 : 1 ml Benzana + 1 ml Paraffin
· Tabung 5 : 1 ml Benzena + 1 ml minyak kelapa
· Tabung 6 : 1 ml
benzene + 1 gram Kristal Iodium.
· Paraffin tidak larut dalam air, membentuk 2 lapisan dengan air dibawah
· Minyak tidak larut dalam air, membentuk 2 lapisan dengan minyak di lapisan atas.
· Larutan kelewat jenuh sehingga Kristal Iodium tidak terlarut semua. Membentuk seperti endapan dalam larutan berwarna coklat.
· Paraffin tidak larut dalam Benzena, sehingga membentuk 2 lapisan dengan paraffin dibawah dan terdapat cincin berwarna seperti pelangi.
· Pada saat-saat awal minyak tidak larut dalam Benzena, membentuk 2 lapisan dengan cincin pelangi dan minyak terdapat pada lapisan bawah. Tapi setelah didiamkan minyak menjadi larut dalam Benzena
· Larutan kelewat jenuh, sehingga Kristal Iodium tidak terlarut sempurna, membentuk seperti endapan dalam larutan berwarna ungu gelap.
4. Nitrasi Benzena
HNO3 pekat
1 ml H2SO4 pekat + 3 ml HNO3 pekat (secara perlahan) + 1 ml Benzena + 25 ml aquadest secara perlahan-lahan.
Pada saat penambahan H2SO4 + HNO + C6H6 terbentuk 3 lapisan tak tercampur dengan Benzene pada lapisan atas, As.Nitrat lapisan ke 2 dan As.Sulfat pada lapisan ke 3. Tapi ketika ditambahkan aquadest ke 3 lapisan tidak tercampur itu menjadi larutan yang terlarut sempurna.

VI.  Pembahasan
Pada data hasil pengamatan diketahui bahwa Paraffin tidak larut dalam H2SO4 , membentuk 2 lapisan pada larutan tersebut dengan lapisan Paraffin di atas dan H2SO4 dibawah serta berwarna kekuningan dari pembiasan H2SO4. Hal ini menunjukkan bahwa alkana dengan ikatan tunggal bereaksi dengan asam sulfat dalam jumlah sedikit atau terjadi reaksi pengsulfonatan. uji ini menghasilkan larutan bening yang terpisah berdasarkan tingkat kekeruhannya. Sedangkan bau yang ditimbulkannya kurang menyengat. Hilangnya bau ini diakibatkan terjadinya reaksi sulfonasi pada senyawa itu. Alkana tergolong zat yang sukar bereaksi sehingga disebut parafin yang artinya afinitas kecil.
            C2H5 + H2SO4                        C5 H 11                  SO3H + H2O
Untuk mengetahui sifat Benzena sebagai pelarut pada data pengamatan diketahui jika, terdapat 2 lapisan, Benzena yang tidak larut dan air larut dalam etanol.









 
                        + CH3CH2OH                              CH3CH3 + H2O

Untuk data hsil pengamatan sifat benjena sebagai pelarut dikatahui jika, Paraffin tidak larut dalam air, membentuk 2 lapisan dengan air dibawah; Minyak tidak larut dalam air, membentuk 2 lapisan dengan minyak di lapisan atas; Larutan kelewat jenuh sehingga Kristal Iodium tidak terlarut semua. Membentuk seperti endapan dalam larutan berwarna coklat; hal ini terjadi karena untuk paraffin dan minyak kelapa tidak sesuainya tegangan permukaan antara air dan lemak, dan perbedaan gugus karbonolnya. Paraffin tidak larut dalam Benzena, sehingga membentuk 2 lapisan dengan paraffin dibawah dan terdapat cincin berwarna seperti pelangi; Pada saat-saat awal minyak tidak larut dalam Benzena, membentuk 2 lapisan dengan cincin pelangi dan minyak terdapat pada lapisan bawah. Tapi setelah didiamkan minyak menjadi bercampur lambat dengan Benzena; Larutan kelewat jenuh, sehingga Kristal Iodium tidak terlarut sempurna, membentuk seperti endapan dalam larutan berwarna ungu gelap. Perhatikan bahwa paraffin tidak larut maupun dalam benzene hal ini disebabkan karena paraffin yang tidak terhidrogenasi. Sedangkan untuk minyak kelapa yang akhirnya tercampur lambat membuktikan jika minyak kelapa terhidrogenasi sebagian.
Untuk Nitrasi Benzena seperti pada data hasil pengamatan diperoleh bahwa pada saat penambahan H2SO4 + HNO + C6H6 terbentuk 2 lapisan tak tercampur dengan Benzene pada lapisan atas, As.Nitrat lapisan ke 2 dan As.Sulfat pada lapisan. Tapi ketika ditambahkan aquadest ke  lapisan tidak tercampur itu menjadi larutan yang terlarut sempurna. Hal ini terjadi karena Benzena menjalani nitrasi dengan HNO3 pekat dengan H2SO4 sebagai katalis dengan nitrasi aromatic yang berupa reaksi 2 tahap




VII. Kesimpulan
·         . Sifat Benzena yang tidak larut membentuk lapisan ke dua dengan cincin berbentuk awan berwarna putih.
·         . Benjena sebagai pelarut hanya dapat melarutan senyawa-senyawa polar
·         . Nitrasi Benzene diketahui jika Benzene, as.Sulfat dan as.Nitrat yang masing-masing tidak saling melarutkan, dapat larut pada pelarut polar (air).


Daftar Pustaka
Fessenden Ralp J & Fessenden Joan S. 1982. Kimia Organik : Edisi Ketiga.
 Jakarta. Erlangga
http://blog.unnes.ac.id/iw4n/2009/10/09/materi-hidrokarbon/ (diakses tanggal 7 Juli 2013 / 22:05)
http://id.wikipedia.org/wiki/Hidrokarbon(diakses tanggal 7 Juli 2013 / 22:05)
http://migasnet02wulan8011.blogspot.com/2010/01/sifat-sifat-hidrokarbon(diakses tanggal 7 Juli 2013 / 22:05)

1 komentar: