Rabu, 31 Juli 2013

ekstrasi



LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK
PERCOBAAN 8
EKSTRAKSI













Disusun :
Nama      : Ai Rudiyat
NIM        : 31111004
Kelas      : Farmasi 2A






SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BAKTI TUNAS HUSADA

I.                   Tujuan Praktikum
·         Dapat mengetahui proses ekstraksi suatu zat dari bahan yang terdapat di alam

II.                Dasar teori

Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya terhadap kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan yang lainnya pelarut organic. Ekstraksi yang dilakukan dengan pemisahan menggunakan alat sokletasi memiliki kelebihan yaitu pelarut yang digunakan sedikit dan keefisienan dari pelarut tersebut tinggi. Sokletasi merupakan proses pemisahan (ekstrak padatan) suatu bahan alam dengan pelarut organic yang menggunakan alat soklet. Pada umumnya metode ini digunakan untuk memisahkan lemak dari minyak.
Proses ekstraksi dapat berlangsung pada :
·         Ekstraksi parpum, untuk mendapatkan komponen dari bahan yang wangi
·         Ekstraksi cair-cair atau dikenal juga dengan nama ekstraksi solven. Ekstraksi jenis ini merupakan proses yang umum digunakan dalam skala laboratorium maupun skala industry.
·         Leaching, adalah prosos pemisahan kimia yang bertujuan untuk memisahkan suatu senyawa kimia     dari matriks ke dalam cairan.
Penyiapan bahan yang akan diekstrak dan pelarut selektivitas pelarut hanya boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan, bukan komponen-komponen lain dari bahan ekstrak. Dalam prkatik, terutama pada ekstrak bahan-bahan alami,sering juga bahan lain (misalnya lemak,resin) ikut dibebaskan bersama-sama dengan ekstrak yang diinginkan. Dalam hal itu larutan ekstrak tercemar yang diperoleh harus dibersihkan, yaitu misalnya diekstrak lagi dengan menggunakan pelarut kedua. Kelarutan pelarut sedapat mungkin memiliki kemampuan melarutkan ekstrak yang besar (kebutuhan pelarut lebih sedikit). Kemampuan tidak saling tercampur pada ekstraksi cair-cair, pelarut tidak boleh (atau hanya secara terbebas) larut dalam bahan ekstraksi . kerapatan terutama pada ekstraksi cair-cair, sedapat mungkin terdapat perbedaan kerapatan yang besar antara pelarut dengan bahan ekstraksi. Hal ini dimaksudkan agar kedua dapat dengan mudah dipisahkan kembali setelah pencampuran (pemsiahan dengan gaya berat) bila beda kerapatannya kecil,seringkali pemisahan harus dilakukan dengan menggunakan gaya sentrifural (misalnya dalam ekstraktor sentifural). Reaktifitas pada umumnya pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan secara kimia dapa komponen-komponen bahan ekstraksi
III.             Alat dan Bahan
                                          1.            Alat :
a.       Alat ekstraksi soklet
b.      Gelas porselen
c.       Gelas ukur
d.      hotplate
                                          2.            Bahan :
a.       Kemiri
b.      Petroleum eter
c.       Kertas saring
d.      Soklet/kertas











IV.             Prosedur

·           timbang 50 g kemiri dan iris
·          haluskan
·          masukan kedalam soklet
·           masukan 300 ml n-heksan
·          ekstraksi  di dalam soklet selama 3 jam
·          kemudian di destilasi , tamping destilat yang terbentuk
·          residu dikeringkan dalam oven
·          dinginkan pada desikator







V.                Data Hasil Pengamatan :
Cawan kosong  : 133,04
Cawan + residu : 218,44
Setelah dioven  : 162,13
Cawan isi - cawan kosong :
218,44 – 133,04 = 85,4 g
Cawan (hasil dioven – cawan kosong) :
162,13 – 133,04 = 29,09 g
Kadar minyak
   × 100  =  58,18 %


VI.             Perbahasan  

Ekstraksi merupakan suatu cara yang umum digunakan dalam proses pemisahan atau pemurnian zat ataupun senyawa tertentu dari campurannya. Ekstraksi didasarkan pada perbedaan sifat kelarutan suatu senyawa organik di dalam suatu cairan pelarut yang tidak saling bercampur. senyawa yang berada dalam bentuk ion (bersifat polar) umumnya dapat larut dalam air, sementara senyawa organik yang bersifat non polar umumnya tidak dapat larut alam pelarut air atau pelarut polar. Sifat ini dikenal dengan istilah “like dissolve like” sehinggga suatu zat atau senyawa dalam campurannya dapat dialarutkan dalam kombinasi pelarut yang tidak saling bercampur.
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya. Ekstraksi padat cair atau leaching adalah transfer difusi komponen terlarut dari padatan inert ke dalam pelarutnya. Proses ini merupakan proses yang bersifat fisik karena komponen terlarut kemudian dikembalikan lagi ke keadaan semula tanpa mengalami perubahan kimiawi. Ekstraksi dari bahan padat dapat dilakukan jika bahan yang diinginkan dapat larut dalam solven pengekstraksi. Ekstraksi berkelanjutan diperlukan apabila padatan hanya sedikit larut dalam pelarut.
Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik semua komponen kimia yang terdapat dalam sampel. Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan massa komponen zat padat ke dalam pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka, kemudian berdifusi masuk ke dalam pelarut.
Percobaan kali ini, kita mengekstraksi kemiri untuk memisahkan minyak dari kemiri. Untuk mengekstraksi minyak dalam kemiri kita menggunakan metode ekstraksi soxhlet. Soxhletasi merupakan penyarian sampel secara berkesinambungan, pelarut dipanaskan hingga menguap, uap cairan pelarut terkondensasi menjadi molekul-molekul air oleh pendingin (kondensor) lalu turun mengekstrak sampel dalam ruang soxhlet dan selanjutnya masuk kembali ke dalam labu alas bulat setelah melewati pipa sifon. Dalam proses ekstraksi, pemilihan pelarut yang akan digunakan sangatlah penting. Hal  ini  juga  dapat  mempengaruhi  hasil  yang  akan didapatkan dari proses ekstraksi yang dilakukan. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa minyak merupakan senyawa yang bersifat non polar sehingga dalam memilih pelarut sebaiknya menggunakan pelarut yang bersifat non polar pula. Dalam percobaan ini digunakan n-heksan sebagai pelarut yang dapat mearutkan minyak dalam kemiri karena sama-sama bersifat nonpolar. Pelarut yang digunakan (n-heksan) dimasukkan dalam labu alas bulat yang dipanaskan kemudian pelarut berubah menjadi fase uap dan dengan menggunakan kondensor, pelarut yang dalam fase uap tadi berubah menjadi fase cair dan akan jatuh menetesi sampel. Pada proses ini terjadi proses ekstraksi oleh pelarut  dimana pelarut ak  an mengekstrak minyak yang ada pada sampel. Pelarut yang mengikat minyak lama kelamaan akan memenuhi sifon dan jika sifon telah terisi oleh pelarut sampai penuh maka pelarut akan jatuh kembali pada labu alas bulat bersama ekstrak sampel. Proses ini dinamakan satu kali ekstraksi, dan demikian proses ekstraksi oleh pelarut ini terjadi secara berulang-ulang. Semakin banyak frekuensi ekstraksi yang dilakukan maka semakin banyak pula minyak yang akan terekstrak dari sampel kemiri.
Proses sirkulasi ekstraksi pada percobaan ini dilakukan  sebanyak 21 kali ekstraksi. Setelah ekstraksi telah selesai dilakukan, dilanjutkan dengan proses penguapan dimana proses ini dimaksudkan untuk memisahkan minyak yang diperoleh dari pelarut. Proses penguapan ini dilakukan dengan memanaskan pelarut yang telah bercampur dengan minyak sehingga pelarut yang mempunyai titik didih lebih rendah ini akan menguap sehingga pelarut akan terpisah dari minyak. Untuk proses penguapan pelarut, kita menggunakan alat soxhlet untuk menguapkan pelarut dari ekstrak. Setelah dilakukan proses penguapan kita dapat langsung menghitung berapa banyak minyak yang didapatkan dari proses ekstraksi ini.

VII.          Kesimpulan  :
·         Berdasarkan tujuan dan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa ekstraksi dilakukan dengan teknik soxhlet dan efisiensi kadar minyak yang diperoleh dari 50 gram kemiri yaitu sebesar 58,18 %.


VIII.       Daftar pustaka
·         Fessenden,Ralf J,1999. Kimia organik. PT Erlangga : Jakarta
·         D.Sarker Satyajit,Nahar Lutfuh.2009. kimia untuk mahasiswa farmasi. Pustaka  pelajar : Yogyakarta
·         Speight J.G. 2006.The Chemistry and Technology of Petroleum Fourth Edition. Taylor & Francis Group, LLC.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar