LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK
PERCOBAAN 8
EKSTRAKSI
Disusun :
Nama :
Ai Rudiyat
NIM : 31111004
Kelas :
Farmasi 2A
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BAKTI TUNAS HUSADA
I.
Tujuan
Praktikum
·
Dapat mengetahui proses ekstraksi suatu
zat dari bahan yang terdapat di alam
II.
Dasar
teori
Ekstraksi
adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya terhadap
kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air
dan yang lainnya pelarut organic. Ekstraksi yang dilakukan dengan pemisahan
menggunakan alat sokletasi memiliki kelebihan yaitu pelarut yang digunakan
sedikit dan keefisienan dari pelarut tersebut tinggi. Sokletasi merupakan
proses pemisahan (ekstrak padatan) suatu bahan alam dengan pelarut organic yang
menggunakan alat soklet. Pada umumnya metode ini digunakan untuk memisahkan
lemak dari minyak.
Proses
ekstraksi dapat berlangsung pada :
·
Ekstraksi parpum, untuk mendapatkan
komponen dari bahan yang wangi
·
Ekstraksi cair-cair atau dikenal juga
dengan nama ekstraksi solven. Ekstraksi jenis ini merupakan proses yang umum
digunakan dalam skala laboratorium maupun skala industry.
·
Leaching, adalah prosos pemisahan kimia
yang bertujuan untuk memisahkan suatu senyawa kimia dari matriks ke dalam cairan.
Penyiapan
bahan yang akan diekstrak dan pelarut selektivitas pelarut hanya boleh
melarutkan ekstrak yang diinginkan, bukan komponen-komponen lain dari bahan
ekstrak. Dalam prkatik, terutama pada ekstrak bahan-bahan alami,sering juga
bahan lain (misalnya lemak,resin) ikut dibebaskan bersama-sama dengan ekstrak
yang diinginkan. Dalam hal itu larutan ekstrak tercemar yang diperoleh harus
dibersihkan, yaitu misalnya diekstrak lagi dengan menggunakan pelarut kedua.
Kelarutan pelarut sedapat mungkin memiliki kemampuan melarutkan ekstrak yang
besar (kebutuhan pelarut lebih sedikit). Kemampuan tidak saling tercampur pada
ekstraksi cair-cair, pelarut tidak boleh (atau hanya secara terbebas) larut
dalam bahan ekstraksi . kerapatan terutama pada ekstraksi cair-cair, sedapat
mungkin terdapat perbedaan kerapatan yang besar antara pelarut dengan bahan
ekstraksi. Hal ini dimaksudkan agar kedua dapat dengan mudah dipisahkan kembali
setelah pencampuran (pemsiahan dengan gaya berat) bila beda kerapatannya
kecil,seringkali pemisahan harus dilakukan dengan menggunakan gaya sentrifural
(misalnya dalam ekstraktor sentifural). Reaktifitas pada umumnya pelarut tidak
boleh menyebabkan perubahan secara kimia dapa komponen-komponen bahan ekstraksi
III.
Alat
dan Bahan
1.
Alat :
a. Alat
ekstraksi soklet
b. Gelas
porselen
c. Gelas
ukur
d. hotplate
2.
Bahan :
a. Kemiri
b. Petroleum
eter
c. Kertas
saring
d. Soklet/kertas
IV.
Prosedur
·
timbang 50 g kemiri dan
iris
·
haluskan
·
masukan
kedalam soklet
·
masukan 300 ml n-heksan
·
ekstraksi di dalam soklet selama 3 jam
·
kemudian di destilasi ,
tamping destilat yang terbentuk
·
residu dikeringkan
dalam oven
·
dinginkan pada
desikator
V.
Data
Hasil Pengamatan :
Cawan
kosong : 133,04
Cawan
+ residu : 218,44
Setelah
dioven : 162,13
Cawan
isi - cawan kosong :
218,44
– 133,04 = 85,4 g
Cawan
(hasil dioven – cawan kosong) :
162,13
– 133,04 = 29,09 g
Kadar
minyak
× 100 = 58,18 %
VI.
Perbahasan
Ekstraksi
merupakan suatu cara yang umum digunakan dalam proses pemisahan atau pemurnian
zat ataupun senyawa tertentu dari campurannya. Ekstraksi didasarkan pada
perbedaan sifat kelarutan suatu senyawa organik di dalam suatu cairan pelarut
yang tidak saling bercampur. senyawa yang berada dalam bentuk ion (bersifat
polar) umumnya dapat larut dalam air, sementara senyawa organik yang bersifat
non polar umumnya tidak dapat larut alam pelarut air atau pelarut polar. Sifat
ini dikenal dengan istilah “like dissolve like” sehinggga suatu zat atau
senyawa dalam campurannya dapat dialarutkan dalam kombinasi pelarut yang tidak
saling bercampur.
Ekstraksi adalah suatu
proses pemisahan dari bahan padat maupun cair dengan bantuan pelarut. Pelarut
yang digunakan harus dapat mengekstrak substansi yang diinginkan tanpa
melarutkan material lainnya. Ekstraksi padat cair atau leaching adalah transfer
difusi komponen terlarut dari padatan inert ke dalam pelarutnya. Proses ini
merupakan proses yang bersifat fisik karena komponen terlarut kemudian
dikembalikan lagi ke keadaan semula tanpa mengalami perubahan kimiawi.
Ekstraksi dari bahan padat dapat dilakukan jika bahan yang diinginkan dapat
larut dalam solven pengekstraksi. Ekstraksi berkelanjutan diperlukan apabila
padatan hanya sedikit larut dalam pelarut.
Tujuan
ekstraksi adalah untuk menarik semua komponen kimia yang terdapat dalam sampel.
Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan massa komponen zat padat ke dalam
pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka, kemudian
berdifusi masuk ke dalam pelarut.
Percobaan kali ini,
kita mengekstraksi kemiri untuk memisahkan minyak dari kemiri. Untuk
mengekstraksi minyak dalam kemiri kita menggunakan metode ekstraksi soxhlet. Soxhletasi merupakan penyarian sampel secara
berkesinambungan, pelarut dipanaskan hingga menguap, uap cairan pelarut
terkondensasi menjadi molekul-molekul air oleh pendingin (kondensor) lalu turun
mengekstrak sampel dalam ruang soxhlet dan selanjutnya masuk kembali ke dalam
labu alas bulat setelah melewati pipa sifon. Dalam proses ekstraksi,
pemilihan pelarut yang akan digunakan sangatlah penting. Hal ini juga
dapat mempengaruhi hasil
yang akan didapatkan dari proses
ekstraksi yang dilakukan. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa minyak merupakan
senyawa yang bersifat non polar sehingga dalam memilih pelarut sebaiknya
menggunakan pelarut yang bersifat non polar pula. Dalam percobaan ini digunakan
n-heksan sebagai pelarut yang dapat mearutkan minyak dalam kemiri karena
sama-sama bersifat nonpolar. Pelarut yang
digunakan (n-heksan) dimasukkan dalam labu alas bulat yang dipanaskan kemudian
pelarut berubah menjadi fase uap dan dengan menggunakan kondensor, pelarut yang
dalam fase uap tadi berubah menjadi fase cair dan akan jatuh menetesi sampel.
Pada proses ini terjadi proses ekstraksi oleh pelarut dimana pelarut ak an mengekstrak minyak yang ada pada sampel.
Pelarut yang mengikat minyak lama kelamaan akan memenuhi sifon dan jika sifon
telah terisi oleh pelarut sampai penuh maka pelarut akan jatuh kembali pada
labu alas bulat bersama ekstrak sampel. Proses ini dinamakan satu kali
ekstraksi, dan demikian proses ekstraksi oleh pelarut ini terjadi secara
berulang-ulang. Semakin banyak frekuensi ekstraksi yang dilakukan maka semakin
banyak pula minyak yang akan terekstrak dari sampel kemiri.
Proses sirkulasi ekstraksi pada percobaan ini
dilakukan sebanyak 21 kali ekstraksi.
Setelah ekstraksi telah selesai dilakukan, dilanjutkan dengan proses penguapan
dimana proses ini dimaksudkan untuk memisahkan minyak yang diperoleh dari
pelarut. Proses penguapan ini dilakukan dengan memanaskan pelarut yang telah
bercampur dengan minyak sehingga pelarut yang mempunyai titik didih lebih
rendah ini akan menguap sehingga pelarut akan terpisah dari minyak. Untuk
proses penguapan pelarut, kita menggunakan alat soxhlet untuk menguapkan
pelarut dari ekstrak. Setelah dilakukan proses penguapan kita dapat langsung
menghitung berapa banyak minyak yang didapatkan dari proses ekstraksi ini.
VII.
Kesimpulan
:
·
Berdasarkan tujuan dan hasil pengamatan
dapat disimpulkan bahwa ekstraksi dilakukan dengan teknik soxhlet dan efisiensi
kadar minyak yang diperoleh dari 50 gram kemiri yaitu sebesar 58,18 %.
VIII.
Daftar
pustaka
·
Fessenden,Ralf J,1999. Kimia organik. PT Erlangga : Jakarta
·
D.Sarker Satyajit,Nahar Lutfuh.2009. kimia untuk mahasiswa farmasi. Pustaka pelajar : Yogyakarta
·
Speight
J.G. 2006.The Chemistry and Technology of Petroleum Fourth Edition. Taylor
& Francis Group, LLC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar