Rabu, 31 Juli 2013

reaksi alkohol



LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK
PERCOBAAN 4
REAKSI ALKOHOL











Disusun :
Nama      : Ai Rudiyat
NIM        : 31111004
Kelas      : Farmasi 2A




SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BAKTI TUNAS HUSADA


I.                   DASAR TEORI
Alkohol adalah persenyawaan organik yang mempunyai satu atau lebih gugus hidroksil. Karena ikatan hidroksil bersifat kovalen, maka sifat alkohol tidak serupa dengan hidroksida, tetapi lebih mendekati sifat air. Alkohol diberi nama akhiran-ol.
Alkohol dapat digolongkan berdasaarkan
a.       Letak gugus OH pada atom karbon.
b.      Banyaknya gugus OH yang terdapat (jumlah gugus hidroksilnya).
c.       Bentuk rantai karbonya.
Alkohol yang paling sederhana adalah methanol (CH3OH) atau disebut juga alkohol kayu. Methanol merupakan larutan mudah menguap yang tidak berwarna dan dapat bercampur dengan air pada segala perbandingan. Methanol di jual sebagai spirtus untuk bahan bakar. Methanol sangat beracun, bila tercium atau terhirup dapat menyebabkan kebutaan dan lumpuh.
Alkohol lain yang banyak digunakan adalah etanol (CH3CH2OH). Minuman beralkohol mengandung etanol dengan konsentrasi berbeda. Etanol dapat menekan susunan saraf pusat. Dapat digunakan sebagai antiseftik dan pengawet, sebab dapat mengkoagulasikan protoplasma. Alkohol dapat juga dihasilkan dari karbohidrat secara biologis yaitu dengan bantuan kerja enzim zymase ( terdapat dalam sel khamir atau yeast).
Reaksinya terdiri dari beberapa tahap yang dapat dituliskan secara sederhana sebagai berikut:
C6H12O6                                                 2CO2  + 2CO2H5OH
Alkohol dengan rantai aromatic bersifat lebih asam dari pada alkohol – alkohol alifatik. Ini disebabkan karena terjadinya delekalisasi electron pada cincin aromatic yaitu electron pada oksigen (O2) dan hydrogen (H2) cenderung tertarik kea rah cincin aromatic.
II.                TUJUAN PRAKTIKUM
1.      Mengetahui dan menunjukan adanya air pada alkohol
2.      Mengetahui esterifikasi alkohol
III.             ALAT DAN BAHAN
Alat
a.       Tabung reaksi 5 buah
b.      Sepatula 2 buah
c.       Gelas arloji 2 buah
d.      Pipet tetes
e.       Pipet volume
f.       Neraca analitik
g.      Pemanas air
Bahan
a.       Alkohol 50%
b.      CuSO4
c.       Asam sulfat
d.      Gliserol
e.       Etanol
f.       K2CO3
g.      Asam asetat
h.      Aquadest
i.        KHSO4
IV.             PROSEDUR KERJA
A.    Penunjukan adanya air
1.      Masukan 5 ml alkohol 50% kedalam tabung reaksi, timbang 2 gram CuSO4 dengan menggunakan neraca analitik dan masukan kedalam tabung reaksi yang berisi alkohol, lalu kocok. Amati perubahan yang terjadi.
2.      Masukan 5 ml alkohol 50% kedalam tabung reaksi, kemudian masuka 2 gram K2CO3, kocok dan amati perubahan yang terjadi.
3.      Ulangi percobaan sekali lagi.    
B.     Esterifikasi alkohol
1.      Masuka 2 ml etanol ke dalam tabung reaksi, kemudian masukan beberapa tetes asam asetat.
2.      Selanjutnya tambahkan asam sulfat pekat sebanyak 5 ml (tutup dengan kapas)
3.      Masukan pada gelas ukur yang sudah diisi aquadeast 25 ml selama 2 menit. Amati perubahan yang terjadi.
4.      Ulangi percobaan sekali lagi.
C.     Acrolin test
1.      Panaskan campuran 0,5 ml gliserol, tambahkan dengan 1 ml KHSO4 dalam tabung reaksi dengan suhu 2800C ( lakukan dalam lemari asam ).
2.      Amati perubahannya
3.      Ulangi percobaannya sekali lagi.
V.                DATA HASIL PENGAMATAN
Uji
Perlakuan
Hasil
Penunjukan adanya air
Alkohol 50%  5 ml + CuSO4 2 gram
Larutan dua fase berwarna biru

Alkohol 50%  5 ml + K2CO3 2 gram
Cairan seperti minyak terdapat gelembung
Esterrifikasi alkohol
Etanol 2 ml + Asam asetat + Asam sulfat pekat masukan pada gelas ukur 25 ml yang sudah diisi aquadest
Larutan berwarna bening Tercium bau balon
Acrolin test
Gliserol 0,5 ml + KHSO4 
1 ml
Larutan jernih kental









VI.             PEMBAHASAN
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui kadar air yang terkandung dalam alkohol. Tahap pertama, dengan mengisi ke dalam tabung reaksi sebanyak 0,5 ml alkohol     50 % dan CuSO4 padat 2 gram di dapat hasil larutan dua fase dengan warna biru tua hal ini terjadi karena pada penambahkan CuSO4 anhidrat sukar larut. CuSO4 merupakan padatan putih, jika terkena air akan terbentuk garam hidratnya yang akan berubah menjadi biru. Jadi jika alkohol mengandung air akan diketahui dengan terjadinya perubahan warna biru. Hal tersebut menunjukkan adanya air dalam semua sampel alkohol.
Pada saat menggunakan  penambahkan K2CO3 secara berturut-turut tidak ada endapan (larutan bening), ada sedikit gelembung sama sukar larut yang menunjukan adaanya air
R – OH + CuSO4 R – Cu + H2O + SO4
R – OH + K2CO3 R – K + H2O + CO2
Pada percobaan esterifikasi dengan etanol di masukan dalam tabung reaksi yang di tambah dengan asam asetat dan asam sulfat pekat kemudian di masukan dalam gelas ukur 25 ml yang sudah di isi dengan aquadest maka hasilnya diperoleh bau balon dengan warna kuning yang disebabkan oleh asam sulfat pekat yang menguap bersamaan dengan etanol.       
                                                 O                          O
CH3 - CH2 - OH + H3C – C     H2SO4   H3C – C + H2O – H2SO4
                                            OH                      CH
Selanjutnya pada percobaan acrolin test dengan prosedur 0,5 ml gliserol yang di campurkan dengan 1 ml KHSO4 diperoleh hasil larutan jernih kental yang menandakan adanya gliserol.


CH2 OH                                        CH2                CH2
4CHOH                KHSO4           C         +          CH
CH2 OH                                       CHOH                        CH = O
                                                                              (acrolin)




VII.          KESIMPULAN
·         Pada uji penunjukan adanya air dalam alkohol ada sebagian CuSO4 yang larut dalam air sehingga CuSO4 berkurang
·         Pada esterifikasi alkohol tercium bau balon dan terbentuknya ester
·         Gliserol larut dalam KHSO4 d
·         Acrolin ini digunakan untuk pembuktian adanya senyawa gliserol


VIII.       Daftar pustaka
Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasar Kimia Organik. Binarupa Aksara. Jakarta.
Hart. 1990. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat. Edisi Keenam. Erlangga. Jakarta.
Brady, James E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jilid 1. Binarupa Aksara. Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar