LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK
PERCOBAAN 4
REAKSI ALKOHOL
Disusun :
Nama :
Ai Rudiyat
NIM : 31111004
Kelas :
Farmasi 2A
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BAKTI TUNAS HUSADA
I.
DASAR TEORI
Alkohol adalah persenyawaan organik yang
mempunyai satu atau lebih gugus hidroksil. Karena ikatan hidroksil bersifat
kovalen, maka sifat alkohol tidak serupa dengan hidroksida, tetapi lebih
mendekati sifat air. Alkohol diberi nama akhiran-ol.
Alkohol dapat digolongkan berdasaarkan
a. Letak
gugus OH pada atom karbon.
b. Banyaknya
gugus OH yang terdapat (jumlah gugus hidroksilnya).
c. Bentuk
rantai karbonya.
Alkohol
yang paling sederhana adalah methanol (CH3OH) atau disebut juga alkohol kayu.
Methanol merupakan larutan mudah menguap yang tidak berwarna dan dapat
bercampur dengan air pada segala perbandingan. Methanol di jual sebagai spirtus
untuk bahan bakar. Methanol sangat beracun, bila tercium atau terhirup dapat
menyebabkan kebutaan dan lumpuh.
Alkohol
lain yang banyak digunakan adalah etanol (CH3CH2OH). Minuman beralkohol
mengandung etanol dengan konsentrasi berbeda. Etanol dapat menekan susunan
saraf pusat. Dapat digunakan sebagai antiseftik dan pengawet, sebab dapat
mengkoagulasikan protoplasma. Alkohol dapat juga dihasilkan dari karbohidrat
secara biologis yaitu dengan bantuan kerja enzim zymase ( terdapat dalam sel
khamir atau yeast).
Reaksinya
terdiri dari beberapa tahap yang dapat dituliskan secara sederhana sebagai
berikut:
C6H12O6 2CO2 + 2CO2H5OH
Alkohol
dengan rantai aromatic bersifat lebih asam dari pada alkohol – alkohol
alifatik. Ini disebabkan karena terjadinya delekalisasi electron pada cincin
aromatic yaitu electron pada oksigen (O2)
dan hydrogen (H2)
cenderung tertarik kea rah cincin aromatic.
II.
TUJUAN PRAKTIKUM
1.
Mengetahui dan menunjukan adanya air pada alkohol
2.
Mengetahui esterifikasi alkohol
III.
ALAT
DAN BAHAN
Alat
a.
Tabung reaksi 5 buah
b.
Sepatula 2 buah
c.
Gelas arloji 2 buah
d.
Pipet tetes
e.
Pipet volume
f.
Neraca analitik
g.
Pemanas air
Bahan
a.
Alkohol 50%
b.
CuSO4
c.
Asam sulfat
d.
Gliserol
e.
Etanol
f.
K2CO3
g.
Asam asetat
h.
Aquadest
i.
KHSO4
IV.
PROSEDUR
KERJA
A. Penunjukan adanya air
1.
Masukan 5 ml alkohol 50% kedalam tabung reaksi, timbang
2 gram CuSO4 dengan menggunakan neraca analitik dan masukan kedalam tabung
reaksi yang berisi alkohol, lalu kocok. Amati perubahan yang terjadi.
2.
Masukan 5 ml alkohol 50% kedalam tabung reaksi,
kemudian masuka 2 gram K2CO3, kocok dan amati perubahan yang terjadi.
3.
Ulangi percobaan sekali lagi.
B. Esterifikasi alkohol
1.
Masuka 2 ml etanol ke dalam tabung reaksi, kemudian
masukan beberapa tetes asam asetat.
2.
Selanjutnya tambahkan asam sulfat pekat sebanyak 5
ml (tutup dengan kapas)
3.
Masukan pada gelas ukur yang sudah diisi aquadeast
25 ml selama 2 menit. Amati perubahan yang terjadi.
4.
Ulangi percobaan sekali lagi.
C.
Acrolin
test
1.
Panaskan campuran 0,5 ml gliserol, tambahkan dengan
1 ml KHSO4 dalam tabung reaksi dengan suhu 2800C ( lakukan dalam
lemari asam ).
2.
Amati perubahannya
3.
Ulangi percobaannya sekali lagi.
V.
DATA
HASIL PENGAMATAN
Uji
|
Perlakuan
|
Hasil
|
Penunjukan adanya air
|
Alkohol 50% 5 ml + CuSO4 2 gram
|
Larutan dua fase berwarna biru
|
|
Alkohol 50% 5 ml + K2CO3 2 gram
|
Cairan seperti minyak terdapat
gelembung
|
Esterrifikasi alkohol
|
Etanol 2 ml + Asam asetat + Asam
sulfat pekat masukan pada gelas ukur 25 ml yang sudah diisi aquadest
|
Larutan berwarna bening Tercium
bau balon
|
Acrolin test
|
Gliserol 0,5 ml + KHSO4
1 ml
|
Larutan jernih kental
|
VI.
PEMBAHASAN
Percobaan
ini bertujuan untuk mengetahui kadar air yang terkandung dalam alkohol. Tahap
pertama, dengan mengisi ke dalam tabung reaksi sebanyak 0,5 ml alkohol 50 %
dan CuSO4 padat 2 gram di dapat hasil larutan dua fase dengan warna biru tua
hal ini terjadi karena pada penambahkan CuSO4 anhidrat sukar larut.
CuSO4 merupakan padatan putih, jika terkena air akan terbentuk garam
hidratnya yang akan berubah menjadi biru. Jadi jika alkohol mengandung air akan
diketahui dengan terjadinya perubahan warna biru. Hal tersebut menunjukkan
adanya air dalam semua sampel alkohol.
Pada
saat menggunakan penambahkan K2CO3
secara berturut-turut tidak ada endapan (larutan bening), ada sedikit gelembung
sama sukar larut yang menunjukan adaanya air
R – OH +
CuSO4 R – Cu + H2O + SO4
R – OH + K2CO3
R – K + H2O + CO2
Pada percobaan esterifikasi dengan
etanol di masukan dalam tabung reaksi yang di tambah dengan asam asetat dan
asam sulfat pekat kemudian di masukan dalam gelas ukur 25 ml yang sudah di isi
dengan aquadest maka hasilnya diperoleh bau balon dengan warna kuning yang
disebabkan oleh asam sulfat pekat yang menguap bersamaan dengan etanol.
O O
CH3 - CH2 -
OH + H3C – C H2SO4
H3C – C + H2O
– H2SO4
OH CH
Selanjutnya
pada percobaan acrolin test dengan prosedur 0,5 ml gliserol yang di campurkan
dengan 1 ml KHSO4 diperoleh hasil larutan jernih kental yang menandakan adanya
gliserol.
CH2 OH CH2 CH2
4CHOH KHSO4 C
+ CH
CH2 OH CHOH CH = O
(acrolin)
VII.
KESIMPULAN
·
Pada uji penunjukan adanya air dalam alkohol ada
sebagian CuSO4 yang larut dalam air sehingga CuSO4 berkurang
·
Pada esterifikasi alkohol tercium bau balon dan
terbentuknya ester
·
Gliserol larut dalam KHSO4 d
·
Acrolin ini digunakan untuk pembuktian adanya
senyawa gliserol
VIII. Daftar pustaka
Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan
S. 1997. Dasar-dasar Kimia Organik. Binarupa Aksara. Jakarta.
Hart. 1990. Kimia Organik Suatu
Kuliah Singkat. Edisi Keenam. Erlangga. Jakarta.
Brady, James E. 1999. Kimia Universitas Asas dan
Struktur. Jilid 1. Binarupa Aksara. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar